Perusahaan Besar PHK Karyawannya Lantaran Wabah Corona

Deretan Perusahaan Besar PHK Karyawannya Lantaran Wabah Corona

Perusahaan Besar PHK Karyawannya Lantaran Wabah Corona – Pandemi corona atau covid-19 baru berlangsung sebulan lebih di Indonesia semenjak pengumuman kasus positif. Pandemi corona yang semakin meluas berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawan perusahaan.

Lesunya dunia industri menyebabkan perusahaan melakukan efisiensi.Namun, dampaknya sangat luar biasa, terutama bagi dunia usaha yang sudah mengambil langkah seribu dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). idn slot

Beberapa hari lalu dunia media sosial digemparkan dengan tangisan 87 pekerja di Ramayana Depok yang harus kena PHK akibat toko sepi terdampak corona. Cerita pegawai Ramayana hanya sekelumit dari data PHK yang ada.

Sampai saat ini, tercatat ribuan karyawan yang di PHK. Selain itu, sebagian lainnya ada yang tidak kena PHK tetapi dirumahkan tanpa dapat gaji. Ribuan pekerja tersebut tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya di Jawa. https://americandreamdrivein.com/

Catatan resmi Kemenaker, total jumlah perusahaan yang merumahkan pekerja dan PHK sebanyak 74.430 perusahaan dengan jumlah pekerja/buruh/tenaga kerja sebanyak 1.200.031 orang. Presiden Jokowi sempat “mengajak pengusaha berusaha keras mempertahankan para pekerjanya”.

Bagaimana pengusaha melihat ini? apakah mereka sama sekali tak punya uang cadangan untuk membantu para pekerjanya agar tak buru-buru PHK?

Ketua Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno angkat suara. Ia menilai memang berlebihan bila ada pengusaha yang langsung mengambil tindakan PHK, termasuk dalam kasus Ramayana.

Padahal, secara umum pengusaha harusnya punya cashflow sampai maksimal 3 bulan saat terjadi kondisi genting seperti saat ini, sehingga karyawan tak langsung jadi korban. Namun, kembali lagi pada kondisi masing-masing perusahaan, yang berbeda.

“Tergantung pengusaha nya juga, memang sejak Tahun 2000 Ebitda semua sektor menurun,” kata Benny kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/4).

Ia mengatakan idealnya pengusaha memang punya daya tahan arus kas sampai 3 bulan. Hal ini juga ditegaskan oleh asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) yang bilang daya tahan mereka memang sampai Juni 2020. Namun, ini masih lebih baik daripada perusahaan-perusahaan yang sudah buru-buru melakukan PHK.

“Itu maksimum 3 bulan, ada juga cuma 2 bulan, hal ini karena mata rantai perdagangan banyak yang terputus,” kata Benny.

Persoalan pengusaha yang buru-buru mem-PHK pekerjanya dapat kritikan pedas dari buruh. Mereka menilai pengusaha ini memanfaakan situasi corona ini.

“Aji mumpung banget. Ingat lho, ini baru awal. Gimana kalau pas puncaknya nanti, 1-2 bulan lagi?” kata Ketua Departemen Komunikasi dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Kahar S. Cahyono.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin angkat bicara terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) di bisnis department store seperti Ramayana baru-baru ini.

Menurutnya, saat ini ritel dalam kondisi terjepit akibat wabah virus corona. Alhasil, banyak perusahaan yang mengambil langkah ekstrim sebagai upaya untuk bertahan. Di lihat dari segi pendapatan pun, kian hari terus anjlok.

“Jangan kata penjualan meningkat mendekati bulan puasa, jualan aja nggak bisa. Mall-nya ditutup. Kalau ditanya anjlok berapa persen? Anjlok yang jelas di atas 70%, 80%, bahkan lebih,” sebut Solihin kepada CNBC Indonesia, Rabu (8/4).

Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan. Bukan tidak mungkin sejumlah ritel pakaian lain mengambil langkah serupa. Sebagai akibat tidak mampu membayar biaya operasional perusahaan, sementara pendapatan tidak lancar. Solihin mengakui, situasi itu disadari oleh Aprindo.

“Sebetulnya gini, saya nggak dapat laporan pun udah bisa baca. Karena penjualan perusahaan bisnis seperti itu (ritel pakaian) bisa turun 80-90%,” sebutnya.

Masalah yang dikeluhkan Solihin juga terjadi di banyak negara, bahwa pengusaha memang tertekan, antara tanggung jawab kelangsungan usaha dan mempertahankan pekerja. Bila berkaca dari negara tetangga, seperti Singapura. Di sana, ada pembagian beban antara pemerintah dan pengusaha.

Pemerintah Singapura mengumumkan akan memberikan subsidi upah bagi karyawan lokal dari perusahaan yang terdampak COVID-19. Sementara untuk pekerja asing, pemerintah akan menghapuskan pajak bagi mereka di bulan April.

“Perusahaan di semua sektor akan mendapat subsidi 75% untuk pembayaran upah karyawan lokal mereka untuk bulan April,” kata Wakil Perdana Menteri Heng Swee Keat, Senin (6/4/2020).

Di Indonesia sendiri, Kementerian Ketenagakerjaan mencatatkan ada 2.311 pekerja yang terdampak PHK, per Rabu (1/4/2020). Sementara itu, 9.183 pekerja dirumahkan akibat melemahnya perekonomian. Merangkum berbagai sumber, berikut ini beberapa perusahaan yang melakukan PHK secara masif akibat pandemi corona:

1. H&M
Deretan Perusahaan Besar PHK Karyawannya Lantaran Wabah Corona

Peritel baju kekinian di industri fast fashion, H&M mengumumkan pemberhentian terhadap puluhan ribu pekerja di seluruh dunia untuk sementara. Bahkan, PHK permanen sedang dipertimbangkan oleh perusahaan,

Seluruh tokonya di sejumlah pasar terbesar, seperti Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Inggris telah ditutup pada akhir pekan lalu.

3.441 dari 5.062 toko H&M di dunia sudah ditutup. “Itu dilakukan bersamaan dengan melemahnya permintaan konsumen di pasar yang masih dibuka, sehingga berdampak negatif terhadap penjualan pada Maret,” kata perusahaan.

2. Sephora
Deretan Perusahaan Besar PHK Karyawannya Lantaran Wabah Corona

Menurut laporan Forbes, Sephora memutus hubungan kerja dengan sejumlah pekerja paruh waktu dan pekerja musiman di operasional bisnis AS. Sementara di Kanada, jam kerja karyawan dikurangi.

3. Union Square Hospitality Group (USHG)

Grup perhotelan yang dimiliki oleh pebisnis dengan harta US$400 miliar (sekitar Rp6,6 T), Danny Meyer, itu memecat sekitar 80% pekerjanya. Artinya, ada 2 ribu karyawan yang terdampak akiabt krisis di tengah pandemi ini.

4. Hotel Presiden Trump

Para pekerja di hotel-hotel Presiden Trump di New York, Washington, Las Vegas, dan Nevada juga mengalami PHK. Sekiranya, ada lebih dari 200 karyawan terdampak kebijakan tersebut.

5. Oyo Hotels

Startup yang didukung oleh SoftBank ini memecat 3 ribu karyawan di China awal Maret, setara dengan 30% jumlah tenaga kerjanya di negara itu. Sementara di dunia, Oyo bertekad memecat 5 ribu karyawan.

6. Hotel Marriott

Perusahaan hotel raksasa di dunia, Marriott, juga berencana memecat sementara puluhan ribu pekerja, mereka akan dipekerjakan kembali jika pandemi telah berakhir. Sementara, sebagian pekerja lain akan di-PHK.

7. Boeing Co

Dilansir dari AFP, Boeing mengumumkan strategi tentang PHK sukarela kepada 150 ribu pekerjanya, Kamis (2/4/2020).

Nantinya, karyawan yang dapat memenuhi syarat untuk pensiun dini dari perusahaan akan mendapat paket tunjangan dan gaji.

8. PT Aerofood ACS, Anak Usaha Garuda Indonesia

Ratusan karyawan di Bandara Soetta terpaksa dipecat karena sektor penerbangan jadi salah satu yang terkana dampak corona secara signifikan.

Menurut Serikat Gerakan Buruh Katering (SB Gebuk) Bandara Soetta, ada sekitar 445 buruh kontrak yang terkena PHK PT Aerofood ACS.

9. Indosat

Indosat memutuskan hubungan kerja dengan 677 karyawan dan mengalokasikan Rp663 miliar sebagai dana kompensasi.

Menurut Director and Chief Human Resources Officer Indosat Ooredoo, Irsyad Syahroni, dana itu akan disalurkan ke dalam dua angkatan.

Angkatan pertama dengan 328 karyawan terdampak akan diberikan Rp343 miliar, ditambah bonus Rp18,3 miliar sebagai bonus. Dana itu akan dibayar sebelum 15 April.