Bisnis Daring Kebutuhan Pokok Meningkat Di Tengah Wabah

Bisnis Daring Kebutuhan Pokok Meningkat Di Tengah Wabah – Aplikasi online yang menjajakan aneka sayuran dan buah, Sayurbox kebanjiran untung selama masa kerja di rumah atau work from home, di tengah pandemi corona ini. Pasalnya, permintaan konsumen meningkat berkali-kali lipat dibandingkan hari biasa.

Salah satu perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bisnis penjualan sayuran via daring, Sayuranch mengaku mengalami peningkatan omzet sekitar 30-35 persen selama penerapan bekerja dari rumah (work from home/WFH). slot gacor

“Jumlah pesanan meningkat saat WFH, sekitar 30-35 persen dibandingkan sebelum WFH. Peningkatan berasal dari pelanggan tetap Sayuranch, mereka stok banyak sayuran untuk WFH,” ujar Operational Manager Sayuranch Lucy ditulis Sabtu (11/4/2020). americandreamdrivein.com

Ia menyebutkan, sayuran hasil penanaman hidroponik mengalami permintaan yang cukup tinggi. Pasalnya, sayuran hidroponik seperti seledri batang, pakchoy, kailan, dan kale dinilai konsumen lebih bersih.

Ia mengatakan persediaan produk sayuran hingga saat ini relatif masih cukup. Pihaknya selalu mendapatkan pasokan setiap minggunya dari sejumlah mitra petani.

Bisnis Daring Kebutuhan Pokok Meningkat Di Tengah Wabah Corona

“Sejauh ini stok masih cukup. Namun sampai berapa lamanya, kami memang bergantung kepada mitra petani kami yang tersebar di daerah-daerah,” katanya.

Terkait harga, Lucy mengaku, produk yang dijual sedikit lebih mahal dibandingkan pasar tradisional. Namun, ia menjamin kesegaran dan daya simpan sayuran yang lebih baik.

“Produk yang kami jual adalah produk hidroponik dan masih fresh yang panen setiap hari. Walaupun lebih mahal, dapat dijamin kesegarannya. Untuk daya simpan juga lebih lama, satu minggu sayur masih segar. karena kami menerapkan standar kepada semua mitra kami untuk tidak melepas media tanam hidroponik tersebut (rockwool),” paparnya.

Lucy mengatakan salah satu tantangan menjual sayur hidroponik yakni sulitnya memberikan edukasi ke konsumen bahwa sayuran hidroponik itu lebih segar, dapat bertahan lebih lama, dan aman untuk dikonsumsi.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga harus memastikan sayur yang dikirim dari mitra petani tetap segar.

“Kendala biasanya terjadi hanya saat pengiriman dari mitra petani ke pelanggan,” katanya.

Secara terpisah, peneliti lembaga kajian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah mengatakan perusahaan-perusahaan startup penjual sayur daring diharapkan juga menyerap bahan baku dari pasar tradisional agar keberadaannya tetap eksis.

“Bisa ambil barang dari pasar tradisional, jadi enggak mati mereka, tidak hanya dari petani,” ucapnya.

Meski tak secara detail merinci, Head of Communications Sayurbox, Oshin Hernis mengatakan, startup yang juga menjual aneka produk makanan sehat tempatnya bekerja, mengalami peningkatan penjualan sampai lima kali lipat.  

“Kenaikan kurang lebih lima kali lipat kami rasakan dari sebelum diberlakukannya WFH. Hal ini juga membuat kami bekerja lebih keras untuk dapat memenuhi semua permintaan customer dengan tetap memberikan perlindungan ekstra untuk kurir dan tim kami di lapangan,” ujar Oshin ketika dihubungi, Jumat (10/4).

Oshin menjelaskan, konsumen tidak hanya membeli sayur dan buah. Namun, banyaknya permintaan di Sayurbox juga berupa makanan katering sehat.

“Produk katering kami “ijoijo” yang banyak dipesan oleh customer baru maupun customer setia kami,” tegasnya.

Selama masa pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terutama di wilayah Jakarta seperti saat ini, pihaknya pun berharap permintaan konsumen bisa makin meningkat. Sebab, akan lebih banyak yang menggantungkan pemenuhan bahan makanan via online.

Dengan prediksi kenaikan ini, kata dia, pihaknya telah menyiapkan komoditas dan mengerahkan lebih banyak tim di lapangan guna memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat. Selain itu, pihaknya pun juga memastikan jaminan atas perlindungan yang lebih ketat terhadap kurir dan tim Sayurbox.

“Kami berupaya keras untuk memberikan yang terbaik untuk customer kami dalam mendukung program pemerintah untuk tetap tinggal #dirumahsaja dengan terus menjangkau petani-petani kecil di daerah dalam membantu mereka menyalurkan hasil panennya,” pungkasnya.

Pertumbuhan perdagangan online yang tinggi tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi pasar besar dalam sektor perekonomian. Hal ini berkaitan dengan industri kurir yang mengantarkan barang ke konsumen serta sektor pergudangan sebagai tempat penyimpanan barang.

Pertumbuhan pemesanan e-commerce yang semakin pesat pun terjadi pada bulan Maret 2020, tepatnya setelah wabah Virus Corona (Covid-19) menyebar di Indonesia. Virus Corona menyebabkan dampak yang signifikan tehadap perekonomian di negara-negara yang terdampak virus tersebut, termasuk Indonesia.

Peningkatan belanja digital tersebut terjadi karena masyarakat lebih memilih untuk membeli kebutuhannya secara online, hal tersebut sejalan dengan pemberlakuan kebijakan pemerintah yaitu bekerja dari rumah atau work from home (WFH) serta perpanjangan masa belajar di rumah.

Pertumbuhan e-commerce pada kondisi seperti sekarang ini membuka peluang besar bagi jasa ekspedisi pengiriman barang antar daerah, baik domestik maupun luar negeri untuk dapat berkontribusi dalam proses pengiriman. 

Jasa kurir juga berperan penting dalam menunjang kelancaran bisnis suatu perusahaan yang memerlukan layanan pengiriman secara cepat dan aman.

Perbandingan Pemesanan E-commerce Setelah Wabah Virus Corona

Pada situasi terkait penyebaran Virus Corona seperti sekarang ini, sejumlah pemerintah daerah membuat kebijakan untuk meminimalisasi kegiatan yang melibatkan orang banyak, salah satunya adalah imbauan bagi para pengusaha untuk menutup kegiatan perkantoran dan memberlakukan WFH.

Namun, ditengah kebijakan tersebut, beberapa perusahaan jasa pengiriman barang tetap mempekerjakan petugas lapangan yang melayani konsumen, mulai dari customer service, kurir, hingga driver. Hal tersebut dilakukan karena antusias belanja online masyarakat kian meningkat di tengah pandemi Virus Corona.

Sejak penyebaran Virus Corona di Indonesia, sejumlah perusahaan jasa pengiriman barang mencatat kenaikan pengiriman barang mencapai 80%. Pada kondisi seperti sekarang ini, sekitar 60% sampai 70% transaksi pengiriman barang perusahaan berasal dari e-commerce. Namun, terdapat juga perusahan jasa pengiriman barang yang menyatakan bahwa kenaikan pengiriman tidak begitu signifikan atau bahkan mengalami penurunan.

Saat ini, industri kurir yang berfokus pada pengiriman paket secara cepat atau last mile delivery mengalami lonjakan pengiriman terutama pada komoditas pangan dan barang-barang kebutuhan pokok. Jenis barang yang mengalami peningkatan pengiriman di antaranya adalah produk makanan, sayur dan buah-buahan, alat kesehatan, serta bahan kimia untuk cairan pembersih

Semakin meningkatnya jumlah pemesanan dalam e-commerce, ditunjang oleh layanan yang diberikan jasa kurir juga semakin berkembang, mulai dari sistem tracking, e-wallet, sampai multidrop.

Sistem tracking memungkinkan konsumen bisa memantau jasa kurir online yang sedang bertugas mengantarkan barangnya. Sementara e-wallet adalah proses pembayaran yang bisa digunakan oleh konsumen, sehingga tidak perlu kesulitan untuk mentransfer ataupun membayar langsung secara tunai,

sedangkan sistem multidrop memungkinkan konsumen mengirimkan barang dari satu asal ke beberapa tujuan dalam satu kali pengiriman. Begitu juga sebaliknya, konsumen dapat mengirimkan barang dari beberapa barang ke satu tujuan.

Langkah Perusahaan E-commerce dan Kurir Menghadapi Wabah Virus Corona
Bisnis Daring Kebutuhan Pokok Meningkat Di Tengah Wabah Corona

Jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona di Indonesia yang berjumlah 893 orang hingga per 26 Maret 2020 mendasari beberapa perusahaan pengiriman barang melakukan langkah antisipatif untuk meminimalisasi penyebaran virus tersebut meskipun tetap melakukan kegiatan operasional.

Walaupun saat ini kegiatan jual beli online dinilai menjadi solusi terbaik yang dapat dilakukan untuk mengurangi kekhawatiran konsumen dan juga mencegah risiko penularan antar manusia, tentu ada peraturan khusus dan tindakan preventif yang diberlakukan oleh perusahaan-perusahaan pengiriman barang dalam kondisi pandemi seperti ini.

Tindakan preventif itu dilakukan sebagai upaya agar pengiriman barang dari transaksi jual beli online tidak terganggu dengan adanya pandemi. Beberapa langkah preventif tersebut di antaranya adalah dengan mewajibkan para karyawan untuk menggunakan masker dan sarung tangan baik saat menyortir barang, pengambilan barang, hingga pengantaran serta selalu melakukan pengecekan suhu tubuh seluruh karyawan.

Selain itu, beberapa perusahaan juga telah menginstruksikan untuk menyemprotkan desinfektan pada seluruh cabang dan setiap paket yang akan dikirimkan serta memberikan edukasi mengenai upaya antisipatif dan pencegahan penyebaran virus melalui setiap station pengiriman barang.

Perusahaan Besar PHK Karyawannya Lantaran Wabah Corona

Perusahaan Besar PHK Karyawannya Lantaran Wabah Corona – Pandemi corona atau covid-19 baru berlangsung sebulan lebih di Indonesia semenjak pengumuman kasus positif. Pandemi corona yang semakin meluas berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para karyawan perusahaan.

Lesunya dunia industri menyebabkan perusahaan melakukan efisiensi.Namun, dampaknya sangat luar biasa, terutama bagi dunia usaha yang sudah mengambil langkah seribu dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). idn slot

Beberapa hari lalu dunia media sosial digemparkan dengan tangisan 87 pekerja di Ramayana Depok yang harus kena PHK akibat toko sepi terdampak corona. Cerita pegawai Ramayana hanya sekelumit dari data PHK yang ada.

Sampai saat ini, tercatat ribuan karyawan yang di PHK. Selain itu, sebagian lainnya ada yang tidak kena PHK tetapi dirumahkan tanpa dapat gaji. Ribuan pekerja tersebut tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya di Jawa. https://americandreamdrivein.com/

Catatan resmi Kemenaker, total jumlah perusahaan yang merumahkan pekerja dan PHK sebanyak 74.430 perusahaan dengan jumlah pekerja/buruh/tenaga kerja sebanyak 1.200.031 orang. Presiden Jokowi sempat “mengajak pengusaha berusaha keras mempertahankan para pekerjanya”.

Bagaimana pengusaha melihat ini? apakah mereka sama sekali tak punya uang cadangan untuk membantu para pekerjanya agar tak buru-buru PHK?

Ketua Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno angkat suara. Ia menilai memang berlebihan bila ada pengusaha yang langsung mengambil tindakan PHK, termasuk dalam kasus Ramayana.

Padahal, secara umum pengusaha harusnya punya cashflow sampai maksimal 3 bulan saat terjadi kondisi genting seperti saat ini, sehingga karyawan tak langsung jadi korban. Namun, kembali lagi pada kondisi masing-masing perusahaan, yang berbeda.

“Tergantung pengusaha nya juga, memang sejak Tahun 2000 Ebitda semua sektor menurun,” kata Benny kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/4).

Ia mengatakan idealnya pengusaha memang punya daya tahan arus kas sampai 3 bulan. Hal ini juga ditegaskan oleh asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) yang bilang daya tahan mereka memang sampai Juni 2020. Namun, ini masih lebih baik daripada perusahaan-perusahaan yang sudah buru-buru melakukan PHK.

“Itu maksimum 3 bulan, ada juga cuma 2 bulan, hal ini karena mata rantai perdagangan banyak yang terputus,” kata Benny.

Persoalan pengusaha yang buru-buru mem-PHK pekerjanya dapat kritikan pedas dari buruh. Mereka menilai pengusaha ini memanfaakan situasi corona ini.

“Aji mumpung banget. Ingat lho, ini baru awal. Gimana kalau pas puncaknya nanti, 1-2 bulan lagi?” kata Ketua Departemen Komunikasi dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Kahar S. Cahyono.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin angkat bicara terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) di bisnis department store seperti Ramayana baru-baru ini.

Menurutnya, saat ini ritel dalam kondisi terjepit akibat wabah virus corona. Alhasil, banyak perusahaan yang mengambil langkah ekstrim sebagai upaya untuk bertahan. Di lihat dari segi pendapatan pun, kian hari terus anjlok.

“Jangan kata penjualan meningkat mendekati bulan puasa, jualan aja nggak bisa. Mall-nya ditutup. Kalau ditanya anjlok berapa persen? Anjlok yang jelas di atas 70%, 80%, bahkan lebih,” sebut Solihin kepada CNBC Indonesia, Rabu (8/4).

Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan. Bukan tidak mungkin sejumlah ritel pakaian lain mengambil langkah serupa. Sebagai akibat tidak mampu membayar biaya operasional perusahaan, sementara pendapatan tidak lancar. Solihin mengakui, situasi itu disadari oleh Aprindo.

“Sebetulnya gini, saya nggak dapat laporan pun udah bisa baca. Karena penjualan perusahaan bisnis seperti itu (ritel pakaian) bisa turun 80-90%,” sebutnya.

Masalah yang dikeluhkan Solihin juga terjadi di banyak negara, bahwa pengusaha memang tertekan, antara tanggung jawab kelangsungan usaha dan mempertahankan pekerja. Bila berkaca dari negara tetangga, seperti Singapura. Di sana, ada pembagian beban antara pemerintah dan pengusaha.

Pemerintah Singapura mengumumkan akan memberikan subsidi upah bagi karyawan lokal dari perusahaan yang terdampak COVID-19. Sementara untuk pekerja asing, pemerintah akan menghapuskan pajak bagi mereka di bulan April.

“Perusahaan di semua sektor akan mendapat subsidi 75% untuk pembayaran upah karyawan lokal mereka untuk bulan April,” kata Wakil Perdana Menteri Heng Swee Keat, Senin (6/4/2020).

Di Indonesia sendiri, Kementerian Ketenagakerjaan mencatatkan ada 2.311 pekerja yang terdampak PHK, per Rabu (1/4/2020). Sementara itu, 9.183 pekerja dirumahkan akibat melemahnya perekonomian. Merangkum berbagai sumber, berikut ini beberapa perusahaan yang melakukan PHK secara masif akibat pandemi corona:

1. H&M
Deretan Perusahaan Besar PHK Karyawannya Lantaran Wabah Corona

Peritel baju kekinian di industri fast fashion, H&M mengumumkan pemberhentian terhadap puluhan ribu pekerja di seluruh dunia untuk sementara. Bahkan, PHK permanen sedang dipertimbangkan oleh perusahaan,

Seluruh tokonya di sejumlah pasar terbesar, seperti Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Inggris telah ditutup pada akhir pekan lalu.

3.441 dari 5.062 toko H&M di dunia sudah ditutup. “Itu dilakukan bersamaan dengan melemahnya permintaan konsumen di pasar yang masih dibuka, sehingga berdampak negatif terhadap penjualan pada Maret,” kata perusahaan.

2. Sephora
Deretan Perusahaan Besar PHK Karyawannya Lantaran Wabah Corona

Menurut laporan Forbes, Sephora memutus hubungan kerja dengan sejumlah pekerja paruh waktu dan pekerja musiman di operasional bisnis AS. Sementara di Kanada, jam kerja karyawan dikurangi.

3. Union Square Hospitality Group (USHG)

Grup perhotelan yang dimiliki oleh pebisnis dengan harta US$400 miliar (sekitar Rp6,6 T), Danny Meyer, itu memecat sekitar 80% pekerjanya. Artinya, ada 2 ribu karyawan yang terdampak akiabt krisis di tengah pandemi ini.

4. Hotel Presiden Trump

Para pekerja di hotel-hotel Presiden Trump di New York, Washington, Las Vegas, dan Nevada juga mengalami PHK. Sekiranya, ada lebih dari 200 karyawan terdampak kebijakan tersebut.

5. Oyo Hotels

Startup yang didukung oleh SoftBank ini memecat 3 ribu karyawan di China awal Maret, setara dengan 30% jumlah tenaga kerjanya di negara itu. Sementara di dunia, Oyo bertekad memecat 5 ribu karyawan.

6. Hotel Marriott

Perusahaan hotel raksasa di dunia, Marriott, juga berencana memecat sementara puluhan ribu pekerja, mereka akan dipekerjakan kembali jika pandemi telah berakhir. Sementara, sebagian pekerja lain akan di-PHK.

7. Boeing Co

Dilansir dari AFP, Boeing mengumumkan strategi tentang PHK sukarela kepada 150 ribu pekerjanya, Kamis (2/4/2020).

Nantinya, karyawan yang dapat memenuhi syarat untuk pensiun dini dari perusahaan akan mendapat paket tunjangan dan gaji.

8. PT Aerofood ACS, Anak Usaha Garuda Indonesia

Ratusan karyawan di Bandara Soetta terpaksa dipecat karena sektor penerbangan jadi salah satu yang terkana dampak corona secara signifikan.

Menurut Serikat Gerakan Buruh Katering (SB Gebuk) Bandara Soetta, ada sekitar 445 buruh kontrak yang terkena PHK PT Aerofood ACS.

9. Indosat

Indosat memutuskan hubungan kerja dengan 677 karyawan dan mengalokasikan Rp663 miliar sebagai dana kompensasi.

Menurut Director and Chief Human Resources Officer Indosat Ooredoo, Irsyad Syahroni, dana itu akan disalurkan ke dalam dua angkatan.

Angkatan pertama dengan 328 karyawan terdampak akan diberikan Rp343 miliar, ditambah bonus Rp18,3 miliar sebagai bonus. Dana itu akan dibayar sebelum 15 April.